Kamis, 20 Februari 2014


Laporan Praktikum Mikrobiologi
PENGENALAN BAKTERI



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZeCKjBYvokVbGs1_y03jPZIDE8X1yKKaXyIoEYZjNRk5DAMKN8NY5xerr8i6o_p7fpxsWmgoiRouR5bO5373DCdBGUJ_2ALFQPmDk-s_9olgVU9gl5p_PeyAEsTRB6DOq_FXOMj8S2_sr/s320/logo_unib1.png



Hendra pangaribuan
NPM : E1J012075











Laboratorium IHPT
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu


BAB I
PENDAHULUAN

         1.1Latar Belakang
Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba ataumikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.Ukuran mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Selmikroba umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupundemikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.Whittaker membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1) jasad prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa (Divisio Protista), dan (3) Jasadeukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu Divisio Fungi, Divisio Plantae, danDivisio Animalia. Sedangkan Woese menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkansusunan kimia makromolekul yang terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiriArkhaebacteria, Eukaryota (Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.Bakteri merupakan mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secaraaseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen padamanusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah, atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut. Bakteri mempunyai bentuk  bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur.Bakteri dapat mengalami perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, danlingkungan, juga dapat mengalami pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam danteratur walaupun ditumbuhkan pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-
10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi sifat morfologi dan
fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup), dengan Cyanobacteria pada grup
20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram, kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya maka dimasukkan ke dalam kelompok khusu
1.2Tujuan
·         Acara karakter koloni bakteri.

-Mahasiswa dapat mengamati karakter-karakter beberapa koloni bakteri.
 -Mahasiswa mampu membedakan koloni bateri dengan koloni bukan bakteri.2.

·         Acara pengamatan penataan sel bateri.
 -Mahasiswa dapat mengamati contoh-contoh penataan sel bakteri
-Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bateri yang berbeda

·         Acara pewarnaan gram
 Mahasiswa mampu mengamati dan menyiapkan preparat pewarnaan bakteriuntuk keperluan karakterisasi




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Melihat dan mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini yaitu untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah dalam melihat bagian-bagian bakteri.

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan
            Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam (Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan jelas (Hadiutomo. 1990). Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004). Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo. 1990).
            Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas terlihat (Dwidjoseputro.1998).
            Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan. Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro.1998).
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat terlihat bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali dibuat adalah menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada preparatnya (Sutedjo.1991).
Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :
1.      Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2.      Melekatkan bakteri pada glass objek
3.      Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo (Lay.1994).
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai (stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).
Beberapa mikroba sulit diwarnai dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin, kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan mewarnai bakteri, akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay.1994).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang ahli bioteknologi dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884. Menemukan metode pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam pencirian dan identifikasi bakteri (Lay,1994)
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif (Lay,1994)
Cirri-ciri gram negative:
-        Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
-        Dinding slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak mengandung asam laktat.
-        Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.
-        Tidak resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri bakteri gram positif:
-        Struktur dindingnya tebal
-        Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal
-        Bersifat lebih rentan terhadap senyawa penisilin
-        Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
-        Komposisi yang dibutuhkan lebih rumit
-        Lebih resisten terhadap gangguan fisik.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap. Yaitu
a. Pemberian cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
b. Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
c. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin
Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah dikembangkan prosedur pewarnaan gram untuk :
-        Mengamati dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar
-        Mengidentifikasi bagian-bagian structural sel mikroorganisme
-        Membantu mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa











BAB III
METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan dan cara-cara pewarnaan yang dilaksanakan hari senin, 29April 2013 pukul 10.00-12.00. Bertempat di Laboratorium Ilmu Hama Penyakit Universitas Bengkulu.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat-alat
-        Mikroskop
-        Jarum ose
-        Cawan petri
-        Bunsen
-        Kapas
-        Pipet tetes
-        Botol
-        Beaker gelas
-        Gelas piala
-        Cover glass
-        Kertas saring
-        Pinset
-        Objek glass
-        Gunting
3.2.2. Bahan-bahan
-        Alkohol 95%
-        Aquades
-        Carbol Fuchsin
-        Crystal Violet
-        Nigrosin
-        Tinta cina
-        Malachite green
-        Lugol’s iodida
-        Safranin
-        Tisu
-        Alkohol 70%
-        Biakan murni bakteri
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pewarnaan Sederhana
1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat glass
4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.      Diteteskan larutan zat warna crystal violet sebanyak 1 atau 2 tetes
6.      Dikeringkan dan dianginkan selama 1 menit
7.      Dicuci dengan air mengalir
8.      Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
9.      Diamati dibawah mikroskop karakteristik dan bentuk bakteri
3.3.2 Pewarnaan Negatif
1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat glass
4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.      Diteteskan larutan zat warna tinta cina 1 tetes
6.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7.      Dicuci dengan air mengalir
8.      Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
9.      Diamati dibawah mikroskop
3.3.3 Pewarnaan Gram
1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat glass
4.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.      Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1 menit
6.      Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7.      Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
8.      Diteteskan dengan larutan Lugol dan dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan air mengalir dan diangin keringkan
9.      Kemudian dicuci dengan dengan alkohol 95% selama 30 detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan
10.  Diberi larutan basic fuchsin atau safranin selama 2 menit
11.  Dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan
12.  Diamati dibawah mikroskop
3.3.4 Pewarnaan Spora
1.      Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.      Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.      Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di atas preparat glass
4.      Ditutup dengan kertas saring
5.      Diteteskan malachite green kemudian difiksasi
6.      Didiamkan selama 5 menit dan dibuang kertas saring
7.      Dibilas dengan air mengalir dan kemudian dianginkan
8.      Diteteskan safranin dan dikeringkan tanpa fiksasi
9.      Diamati dibawah mikroskop








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Morfologi koloni bakteri
                         Gambar
              Keteranagan
Bentuk koloni : Curled
Bentuk tepi koloni  : Tidak beraturan
Struktur dalam : smooth(halus/licin)
Elevasi koloni  :  Rigose(berkerut dan berlipat)


2.Penataan sel bakteri
Gambar
Keterangan
Nama biakan
-          Penataan tunggal
-          Penataan dua-dua
berpasangan.
-          Penataan jamak
(lebih dari 1)
Bibit nata de coco

3.Pewarnaan gram pada bakteri

                  Gambar
        Keteranagan
Warna sel bakteri merah sehingga bakteri termasuk dalam kelompok gram negatif(-)
(+ luntur).

PEMBAHASAN
Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.

Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :

1. Bakteri Kokus :
kokus
kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
spirilia
a.       Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma

Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
transformasi

2. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
transduksi
3. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
konjugasi
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)












BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
·         Bakteri merupakan sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik.
·         Bakteri mempunyai struktur el yang terdiri atas Membran Sel , Dinding Sel, Flageldan Pili, serta Kapsul dan Lendir Bakteri di Klasifikasi atas dua golongan, yakni bakteri gram-positif dan bakterigram-negatif. Terbagi atas:
1.Bakteri berbentuk cocous (bulat)
2.Bakteri berbentuk basillus
3.Bakteri berbentuk spiral
4.Bakteri yang termasuk kelompok khusus
·         Bakteri diidentifikasi dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri yang berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya dengan mikroskop, memperjelasukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteriseperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khasdaripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganismedengan sekitarnya.
·         Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna ,substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
·         Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu pewarnaan positif dan pewarnaan negative.
·         Pewarnaan positif merupakan metode mewarnai bakteri yang diamati, sehingga sel bakteri tampak berwarna dengan latar transparan.
·         Pewarnaan negative merupakan metode mewarnai latar belakangnya sehingga selatau bakteri akan tampak tarnsparan dengan latar berwarna sesuai dengan warna pewarnanya.
·         Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna,substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
·         Pada bakteri gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram negatif  berwarna merah.Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :
1.Zat warna utama (violet kristal)
2.Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkanwarna utama.
3.Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yangdigunakan uantuk melunturkan zat warna utama 
4.Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembalisel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.


















DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga

Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali

Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta

Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar