Laporan Praktikum Mikrobiologi
PENGENALAN BAKTERI
Hendra pangaribuan
NPM : E1J012075
Laboratorium IHPT
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Jasad hidup yang ukurannya kecil
sering disebut sebagai mikroba ataumikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik
disebut sebagai mikroba bukan hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar
dilihat dengan mata biasa, tetapi juga pengaturan kehidupannya yang lebih
sederhana dibandingkan dengan jasad tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat
melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm.Ukuran mikroba biasanya
dinyatakan dalam mikron ( ), 1 mikron adalah 0,001 mm. Selmikroba umumnya hanya
dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupundemikian ada mikroba
yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar.Whittaker
membagi jasad hidup menjadi tiga tingkat perkembangan, yaitu: (1) jasad
prokariotik yaitu bakteri dan ganggang biru (Divisio Monera), (2) Jasad
eukariotik uniseluler yaitu algae sel tunggal, khamir dan protozoa
(Divisio Protista), dan (3) Jasadeukariotik multiseluler dan multinukleat yaitu
Divisio Fungi, Divisio Plantae, danDivisio Animalia. Sedangkan Woese
menggolongkan jasad hidup terutama berdasarkansusunan kimia makromolekul yang
terdapat di dalam sel. Pembagiannya yaitu terdiriArkhaebacteria, Eukaryota
(Protozoa, Fungi, Tumbuhan dan Binatang), dan Eubacteria.Bakteri merupakan
mikroba prokariotik uniselular yang berkembang biak secaraaseksual dengan
pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali beberapa yang bersifat
fotosintetik. Bakteri ada yang dapat hidup bebas, parasit, saprofit, patogen
padamanusia, hewan dan tumbuhan. Bakteri tersebar luas di alam, dalam tanah,
atmosfer (sampai + 10 km diatas bumi), di dalam lumpur, dan di laut.
Bakteri mempunyai bentuk bulat, batang, dan lengkung, namun bentuk
bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur.Bakteri dapat mengalami perubahan
bentuk yang disebabkan faktor makanan, suhu, danlingkungan, juga dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam danteratur walaupun ditumbuhkan
pada syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-
10 μ. Bakteri diklasifikasikan berdasarkan deskripsi
sifat morfologi dan
fisiologi. Bakteri dibagi menjadi 1 kelompok (grup),
dengan Cyanobacteria pada grup
20. Pembagian ini berdasarkan bentuk, sifat gram,
kebutuhan oksigen, dan apabila tidak dapat dibedakan menurut ketiganya
maka dimasukkan ke dalam kelompok khusu
1.2Tujuan
·
Acara karakter koloni bakteri.
-Mahasiswa dapat mengamati karakter-karakter beberapa
koloni bakteri.
-Mahasiswa mampu membedakan koloni bateri dengan
koloni bukan bakteri.2.
·
Acara pengamatan penataan sel bateri.
-Mahasiswa
dapat mengamati contoh-contoh penataan sel bakteri
-Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bateri yang berbeda
-Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bateri yang berbeda
·
Acara pewarnaan gram
Mahasiswa mampu mengamati dan menyiapkan preparat pewarnaan bakteriuntuk keperluan karakterisasi
Mahasiswa mampu mengamati dan menyiapkan preparat pewarnaan bakteriuntuk keperluan karakterisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri memiliki beberapa bentuk
yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun
kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil
tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada coccus dibagi menjadi
monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya
dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung (Dwidjoseputro.1998).
Melihat dan mengamati bakteri dalam
kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga
transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan
suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling
utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998).
Prinsip dasar dari pewarnaan ini
adalah adanya ikatan ion antara komponen seluler dari bakteri dengan senyawa
aktif dari pewarnaan yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya
muatan listrik baik pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan
adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Teknik Pewarnaan bukan pekerjaan
yang sulit tapi perlu ketelitian dan kecermatan bekerja serta mengikuti aturan
dasar yang berlaku (Lay.1994)
Oleh karena itu yang melatar belakangi praktek ini
yaitu untuk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme sehingga mempermudah
dalam melihat bagian-bagian bakteri.
Mikroorganisme yang ada di alam ini
mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan
bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana
sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk
sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan
atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian
pengecatan
Mikroorganisme sulit dilihat dengan mikroskop cahaya, karena tidak mengadsorpsi
ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah yang menyebabkan zat warna digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme ataupun latar belakangnya. Zat warna mengadsorpsi
dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikroorganisme disekelilingya
ditingkatkan. Penggunaan zat warna memungkinkan pengamatan struktur sel seperti
spora dan bahan infeksi yang mengandung zat pati dan granula fosfat. Pewarnaan
yang digunakan untuk melihat salah satu struktur sel disebut pewarnaan khusus.
Sedangkan pewarnaan yang digunakan untuk memilahkan mikroorganisme disebut
pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok gram positif dan
gram negatif. Pewarnaan diferensial lainnya ialah pewarnaan ziehl neelsen yang
memilihkan bakterinya menjadi kelompok-kelompok tahan asam dan tidak tahan asam
(Dwidjoseputro.1998).
Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), kecuali
mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati dengan
jelas (Hadiutomo. 1990). Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini
disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Waluyo, 2004).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri,
memperluas ukuran jazad, mengamati struktur dalam dan luar sel bakteri, dan
melihat reaksi jazad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau
kimia jazad dapat diketahui (Hadiutomo. 1990).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh
Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat dikelompokkan
menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Yang
didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau
sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga
pengecatan gram tidak bias dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai
dinding sel seperti Mycoplasma sp (Waluyo, 2004).
Berhasil tidaknya suatu pewarnaan sangat ditentukan oleh
waktu pemberian warna dan umur biakan yang diwarnai (umur biakan yang baik
adalah 24 jam). Umumnya zat warna yang digunakan adalah garam-garam yang
dibangun oleh ion-ion yang bermuatan positif dan negatif dimana salah satu ion
tersebut berwarna. Zat warna dikelompokkan menjadi dua, yaitu zat pewarna yang
bersifat asam dan basa. Jika ion yang mengandung warna adalah ion positif maka
zat warna tersebut disebut pewarna basa. Dan bila ion yang mengandung warna
adalah ion negatif maka zat warna tersebut disebut pewarna negatif (Hadiutomo.
1990).
Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bersifat basa dan asam. Pada zat warna
basa bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut disebut kromofor dan
memiliki muatan positif. Sebaliknya, pada zat warna asam bagian yang berperan
memberikan zat warna mempunyai muatan negatif zat warna basa lebih banyak
digunakan karena muatan negatif banyak ditemukan didinding sel, membran sel dan
sitoplasmasewaktu proses pewarnaan muatan positif pada zat warna basa akan
berkaitan dengan muatan negatif dalam sel, sehingga mikroorganisme lebih jelas
terlihat (Dwidjoseputro.1998).
Zat warna asam yang bermuatan negatif lazimnya tidak digunakan untuk mewarnai
mikroorganisme, namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai mikroorganisme,
namun biasanya dimanfaatkan untuk mewarnai latar belakang sediaan pewarnaan.
Zat warna asam yang bermuatan negatif ini tidak dapat berkaitan dengan muatan
negatif yang terdapat pada struktur sel. Kadangkala zat warna negatif digunakan
untuk mewarnai bagian sel yang bermuatan positif, perlu diperhatikan bahwa
muatan dan daya ikat zat warna terhadap struktur sel dapat berubah bergantung
pada pH sekitarnya sewaktu proses pewarnaan (Dwidjoseputro.1998).
Prosedur pewarnaan yang menghasilkan
pewarnaan mikroorganisme disebut pewarnaan positif dalam prosedur pewarnaan ini
dapat digunakan zat warna basa yang yang bermuatan positif maupun zat warna
asam yang bermuatan negatif. Sebaliknya pada pewarnaan negatif latar belakang
disekeliling mikroorganisme diwarnai untuk meningkatkan kontras dengan
mikroorganisme yang tak berwarna. Pewarnaan mencakup penyiapan mikroorganisme
dengan melakukan preparat ulas (Dwidjoseputro.1998)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat
ulasan bakteri di atas kaca objek. Ulasan ini kemudian difiksasi. Jumlah
bakteri yang terdapat pada ulasan haruslah cukup banyak sehingga dapat terlihat
bentuk dan penataanya sewaktu diamati. Kesalahan yang sering kali dibuat adalah
menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat terutama bila suspensi tersebut
berasal adari bukan media padat. Sebaliknya pada suatu suspensi bakteri bila
terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan sewaktu mencari bakteri pada
preparatnya (Sutedjo.1991).
Untuk pewarnaan yang mengamati
morfologi sel mikroorganisme maka seringkali setelah pembuatan preparat ulas
dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan. Fiksasi dapat dilakukan dengan cara
melewatkan preparat diatas api atau merendamnya dengan metanol. Fiksasi
digunakan untuk :
1.
Mengamati bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2.
Melekatkan bakteri pada glass objek
3.
Mematikan bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya
digunakan satu macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme
dan sekelilingnya. Lazim, prosedur pewarnaan ini menggunakan zat warna basa
seperti seperti crystal violet, biru metilen, karbol fuchsin basa, safranin
atau hijau malakit. Kadang kala digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan
sederhana : zat warna asam yang sering digunakan adalah nigrosin dan merah
kongo (Lay.1994).
Prosedur Pewarnaan sederhana mudah
dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat bentuk ukuran
dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu yang bulat
(coccus), batang (basil), dan spiral. Dengan pewarnaan sederhana dapat juga
terlihat penataan bakteri. Pada coccus dapat terlihat pewarnaan seperti rantai
(stertococcus), buah anggur ( stafilococcus), pasangan (diplococcus), bentuk
kubus yang terdiri dari 4 atau 8 (saranae) (Lay.1994).
Beberapa mikroba sulit diwarnai
dengan zat warna yang bersifat basa, tetapi mudah dilihat dengan pewarnaan
negatif, pada metode ini mikroba dicampur dengan tinta cina atau nigrosin,
kemudian digesekkan diatas kaca objek.Zat warna tidak akan mewarnai bakteri,
akan tetapi mewarnai lingkungan sekitar bakteri. Dengan mikroskop mikroba akan
terlihat tidak berwarna dengan latar belakang hitam (Lay.1994).
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh seorang
ahli bioteknologi dari Denmark yang bernama Christian Gram pada tahun 1884.
Menemukan metode pewarnaan secara tidak sengaja. Dengan metode ini. Bakteri
dapat dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram
negative. Yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.
Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya
sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak
mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. Pewarnaan gram merupakan
pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi. Pewarnaan itu merupakan tahap penting dalam
pencirian dan identifikasi bakteri (Lay,1994)
Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila
digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua,
terdapat kemungkinan penyimpanan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak
sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel
ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat.
Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi
dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram
negatif (Lay,1994)
Cirri-ciri
gram negative:
-
Struktur
dinding selnya tipis, sekitar 10-45mm, berlapis tiga atau multi layer
-
Dinding
slnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat dalam
lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit 10% dari berat kering, tidak
mengandung asam laktat.
-
Kurang
rentan terhadap senyawa penisilin.
-
Tidak
resisten terhadap gangguan fisik
Ciri-ciri
bakteri gram positif:
-
Struktur
dindingnya tebal
-
Dinding
selnya mengandung lipid yang lebih normal
-
Bersifat
lebih rentan terhadap senyawa penisilin
-
Pertumbuhan
dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu Kristal
-
Komposisi
yang dibutuhkan lebih rumit
-
Lebih
resisten terhadap gangguan fisik.
Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap. Yaitu
a. Pemberian
cat warna utama (cairan Kristal violet) berwarna ungu
b.
Pengintensifan cat warna dengan penambahan larutan mordan
c. Pencucian
(dekolarisasi) dengan larutan alcohol asam
d. Pemberian
cat lawan yaitu cat warna safranin
Banyak seenyawa organic berwarna (zat warna) digunakan
untuk mewarnai mikroorganisme untuk pemeriksaan mikroskopis dan telah
dikembangkan prosedur pewarnaan gram untuk :
-
Mengamati
dengan baik morfologi mikroorganisme secara kasar
-
Mengidentifikasi
bagian-bagian structural sel mikroorganisme
-
Membantu
mengidentifikasi atau membedakan organisme yang serupa
BAB III
METODOLOGI
3.1.Waktu dan Tempat
Praktikum mikrobiologi mengenai
pewarnaan dan cara-cara pewarnaan yang dilaksanakan hari senin, 29April 2013
pukul 10.00-12.00. Bertempat di Laboratorium Ilmu Hama Penyakit Universitas
Bengkulu.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat-alat
- Mikroskop
- Jarum ose
- Cawan petri
- Bunsen
- Kapas
- Pipet tetes
- Botol
- Beaker gelas
- Gelas piala
- Cover glass
- Kertas
saring
- Pinset
- Objek glass
- Gunting
3.2.2. Bahan-bahan
- Alkohol 95%
- Aquades
- Carbol
Fuchsin
- Crystal
Violet
- Nigrosin
- Tinta cina
- Malachite
green
- Lugol’s
iodida
- Safranin
- Tisu
- Alkohol 70%
- Biakan murni
bakteri
3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pewarnaan Sederhana
1.
Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.
Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.
Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di
atas preparat glass
4.
Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.
Diteteskan larutan zat warna crystal violet sebanyak 1 atau 2 tetes
6.
Dikeringkan dan dianginkan selama 1 menit
7.
Dicuci dengan air mengalir
8.
Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
9.
Diamati dibawah mikroskop karakteristik dan bentuk bakteri
3.3.2 Pewarnaan Negatif
1.
Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.
Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.
Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di
atas preparat glass
4.
Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.
Diteteskan larutan zat warna tinta cina 1 tetes
6.
Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7.
Dicuci dengan air mengalir
8.
Dikeringkan preparat dengan dianginkan, dan
9.
Diamati dibawah mikroskop
3.3.3 Pewarnaan Gram
1.
Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.
Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.
Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di
atas preparat glass
4.
Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
5.
Diteteskan larutan zat warna crystal violet 2-3 tetes dan didiamkan selama 1
menit
6.
Dikeringkan dan dianginkan preparatnya
7.
Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan
8.
Diteteskan dengan larutan Lugol dan dibiarkan selama 1 menit lalu dicuci dengan
air mengalir dan diangin keringkan
9.
Kemudian dicuci dengan dengan alkohol 95% selama 30 detik, lalu dicuci dengan
air mengalir dan dikering anginkan
10. Diberi larutan basic
fuchsin atau safranin selama 2 menit
11. Dicuci dengan air mengalir
dan dikering anginkan
12. Diamati dibawah mikroskop
3.3.4 Pewarnaan Spora
1.
Dibersihkan preparat glass dengan alkohol 70% kemudian difiksasi di atas bunsen
2.
Dipijarkan jarum ose kemudian dicelupkan ke aquades dan diberi juga sedikit
aquades pada preparat glass menggunakan jarum ose
3.
Dipijarkan lagi jarum ose dan diambil bakteri dari media lalu diratakkan di
atas preparat glass
4.
Ditutup dengan kertas saring
5.
Diteteskan malachite green kemudian difiksasi
6.
Didiamkan selama 5 menit dan dibuang kertas saring
7.
Dibilas dengan air mengalir dan kemudian dianginkan
8.
Diteteskan safranin dan dikeringkan tanpa fiksasi
9.
Diamati dibawah mikroskop
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
1.Morfologi koloni bakteri
Gambar
|
Keteranagan
|
|
Bentuk
koloni : Curled
Bentuk tepi koloni : Tidak beraturan Struktur dalam : smooth(halus/licin) Elevasi koloni : Rigose(berkerut dan berlipat) |
2.Penataan sel bakteri
Gambar
|
Keterangan
|
Nama biakan
|
|
-
Penataan tunggal
-
Penataan dua-dua
berpasangan.
-
Penataan jamak
(lebih dari 1) |
Bibit nata de coco
|
3.Pewarnaan gram pada
bakteri
Gambar
|
Keteranagan
|
|
Warna sel bakteri merah sehingga
bakteri termasuk dalam kelompok gram negatif(-)
(+ luntur). |
PEMBAHASAN
Bakteri merupakan
organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan
mahluk hidup yang lain .
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim.
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan.
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
1. Organisme multiselluler
2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
3. Umumnya tidak memiliki klorofil
4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
6. Hidup bebas atau parasit
7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan
Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri
:
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.
Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila
lapisannya tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
2. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
3. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram negatif. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
4. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
5. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
6. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.
Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :
kokus
a. Monokokus
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
b. Diplokokus
yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
c. Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
d. Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk rantai.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah anggur
2. Bakteri Basil :
basil
a. Monobasil
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
b. Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri
basil berdempetan
c. Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
3. Bakteri Spirilia :
spirilia
a. Spiral
yaitu bentuk sel bergelombang
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
Alat Gerak Bakteri
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu
1. Monotrik : bila hanya berjumlah satu
2. Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi
3. Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung
4. Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan pada bakteri mempunyai arti perbanyakan sel dan peningkatan ukuran populasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri atau kondisi untuk pertumbuhan optimum adalah :
1. Suhu
2. Derajat keasaman atau pH
3. Konsentrasi garam
4. Sumber nutrisi
5. Zat-zat sisa metabolisme
6. Zat kimia
Hal tersebut diatas bervariasi menurut spesies bakterinya.
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi DNA.
Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
transformasi
2. Transduksi adalah
pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
transduksi
3. Konjugasi adalah
pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui kontak sel
dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
konjugasi
Peranan Bakteri
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
Dalam kehidupan manusia bakteri mempunyai peranan yang menguntungkan maupun yang merugikan.
Bakteri yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
1. Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup contohnya Escherichia colie).
2. Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi contohnya Acetobacter pada pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus pada pembuatan yoghurt, Acetobacter xylinum pada pembuatan nata de coco dan Lactobacillus casei pada pembuatan keju yoghurt.
3. Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen yaitu Rhizobium leguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan Azotobacter chlorococcum.
4. Penyubur tanah contohnya Nitrosococcus dan Nitrosomonas yang berperan dalam proses nitrifikasi menghasilkan ion nitrat yang dibutuhkan tanaman.
5. Penghasil antibiotik contohnya adalah Bacillus polymyxa (penghasil antibiotik polimiksin B untuk pengobatan infeksi bakteri gram negatif, Bacillus subtilis penghasil antibioti untuk pengobatan infeksi bakteri gram positif,Streptomyces griseus penghasil antibiotik streptomisin untuk pengobatan bakteri gram negatif termasuk bakteri penyebab TBC dan Streptomyces rimosus penghasil antibiotik terasiklin untuk berbagai bakteri.
6. Pembuatan zat kimia misalnya aseton dan butanol oleh Clostridium acetobutylicum
7. Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehinggga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Contohnya methanobacterium
8. Penelitian rekayasa genetika dalam berbagai bidang.sebagai contoh dalam bidang kedokteran dihasilkan obat-obatan dan produk kimia bermanfaat yang disintesis oleh bakteri, misalnya enzim, vitamin dan hormon.
Bakteri yang merugikan sebagai berikut :
1. Pembusukan makanan contohnya Clostridium botulinum
2. Penyebab penyakit pada manusia contohnya Mycobacterium tuberculosis ( penyebab penyakit TBC ), Vibrio cholerae ( penyebab kolera atau muntaber ), Clostridium tetani (penyebab penyakit tetanus ) dan Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra )
3. Penyebab penyakit pada hewan contohnya Bacilluc antrachis (penyebab penyakit antraks pada sapi )
4. Penyebab penyakit pada tanaman budidaya contohnya Pseudomonas solanacearum (penyebab penyakit pada tanaman tomat, lombok, terung dan tembakau) serta Agrobacterium tumafaciens (penyebab tumor pada tumbuhan)
BAB V
KESIMPULAN
Dari
praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:
·
Bakteri
merupakan sel prokariotik berukuran lebih kecil dari sel eukariotik.
·
Bakteri mempunyai
struktur el yang terdiri atas Membran Sel , Dinding Sel, Flageldan Pili, serta
Kapsul dan Lendir Bakteri di Klasifikasi atas dua golongan, yakni bakteri
gram-positif dan bakterigram-negatif. Terbagi atas:
1.Bakteri
berbentuk cocous (bulat)
2.Bakteri berbentuk basillus
3.Bakteri berbentuk spiral
4.Bakteri yang termasuk kelompok khusus
2.Bakteri berbentuk basillus
3.Bakteri berbentuk spiral
4.Bakteri yang termasuk kelompok khusus
·
Bakteri
diidentifikasi dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel bekteri
yang berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya dengan mikroskop,
memperjelasukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur
dalam bakteriseperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik
dan kimia yang khasdaripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan
kontras mikroorganismedengan sekitarnya.
·
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna ,substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
·
Teknik pewarnaan
warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu pewarnaan positif dan
pewarnaan negative.
·
Pewarnaan
positif merupakan metode mewarnai bakteri yang diamati, sehingga
sel bakteri tampak berwarna dengan latar transparan.
·
Pewarnaan
negative merupakan metode mewarnai latar belakangnya sehingga selatau bakteri
akan tampak tarnsparan dengan latar berwarna sesuai dengan
warna pewarnanya.
·
Pewarnaan
bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur
warna,substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup.
·
Pada bakteri
gram positif menunjukkan warna biru ungu dan bakteri gram
negatif berwarna merah.Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen
yaitu :
1.Zat
warna utama (violet kristal)
2.Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkanwarna utama.
3.Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yangdigunakan uantuk melunturkan zat warna utama
4.Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembalisel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.
2.Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkanwarna utama.
3.Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yangdigunakan uantuk melunturkan zat warna utama
4.Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembalisel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alkohol.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro,
D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali
Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press
Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
Lay, Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali
Sutedjo, Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta
Waluyo, lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar