Laporan Praktikum Mikrobiologi
KULTIVASI DAN ISOLASI
Hendra pangaribuan
NPM : E1J012075
Laboratorium IHPT
Fakultas Pertanian
Universitas Negri Bengkulu
BAB I
Pendahuluan
1.1 Dasar Teori
Media adalah suatu
substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan
hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam,
yaitu media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu
metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan.
Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam
analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan
mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode cawan digunakan
Nutrient Agar (NA).
Tahap–tahap utama dalam analisa TPC meliputi
pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini,
media biakan diperlukan untuk tumbuhnya bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan
yang baik harus dapat menyediakan nutrisi, tempat inkubasi, dan terpenuhinya
kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu
biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran
dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan
mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum
digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak
mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati
dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena
itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut
dengan teknik inokulasi biakan.Untuk
mempelajari suatu jenis mikroorganisme dalam laboratorium, mikroorganisme yang
bersangkutan perlu dipisahkan (diisolasi) dari keberadaannya dengan
mikroorganisme lain di alam. Kegiatan isolasi biasanya diikuti dengan kegiatan
pemurnian dan perbanyakan. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan
bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang
dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.Mikroorganisme yang bersifat saprofit benar, saprofit fakultatif, dan
parasit fakultatif dapat diisolasi dengan kultivasi pada medium kultur buatan.
Pada mikroorganisme parasit obligat, medium kultur yang digunakan berupa sel
hidup, jaringan hidup atau organism inangnya.Salah satu factor yang perlu
diperhatikan dalam kultivasi mikroorganisme adalah factor kebutuhan nutrient,
disamping factor-faktor lain yang diperlukan untuk kehidupannya. Cara isolasi
dan kultivasi mikroorganisme yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda
dan mengikuti cara-cara tertentu agar mikroorganisme yang diisolasi memang
benar-benar terpisah dari keberadaannya dengan mikroorganisme lain dan
pertumbuhannya seperti yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam isolasi dan kultivasi yaitu sebagai berikut :
1.
Semua peralatan dan sarana dalam keadaan steril
(bebas mikroorganisme hidup) atau bebeas kontaminan (mikrooganisme yang tidak
dikehendaki).
2.
Dilakukan secara aseptic (tidak
memberikesempatan untuk terjadinya kontaminasi), misalnya :
a. Dilakukan didalam ruangan yang steril.
b. Pembukaan medium kultur seminimum mungkin.
c. Arah pembukaan medium tidak berlawanan dengan arah sirkulasi udara/angin.
d. Setiap langkah selalu memperhatikan tingkat sterilitasnya.
Salah satu tindakan isolasi
bakteri dapat dilakukan dengan metode gores. Penggoresnya berupa jarum ose yang
ujungnya membawa isolat bakteri. Goresan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
medium kultur tidak tergores dan bagian tersentuh dari goresan menimbulkan
koloni bakteri yang benar-benar terpisah antar koloni satu dengan lainnya. Arah
goresan dapat merupakan pembagian sektoral atau horizontal.
Metode kultivasi untuk isolasi
bakteri yang paling popular adalah metode bentang rata (spreadplate method) dan
metode tuang rata (pour-plate method). Perbedaan utama dari kedua metode ini
yaitu bahwa metode bentang mengkultivasi sampel merata pada permukaan medium
padat, sedangkan metode tuang mengkultivasi sampel merata ke seluruh medium.
Metode bentang akan menuangkan medium lebih dahulu kemudian setelah medium
memadat ditetesi suspense sampel (biasanya tidak lebih dari 0,1 mL) dan
diratakan pada permukaan medium menggunakan batang gelas steril bentuk huruf L.
Metode tuang akan menaruh
sampel (biasanya 0,1 mL suspense atau 0,1 g padatan) lebih dahulu kemudian
dituangi medium yang sedang mencair. Hasil kultivasi dari kedua metode tersebut
biasanya juga berbeda. Metode bentang akan tumbuh koloni di permukaan medium
saja, sedangkan metode tuang akan tumbuh koloni baik di permukaan maupun di
bawah permukaan medium.
Dari hasil isolasi dan
kultivasi akan dihasilkan biakan koloni. Biakan merupakan kumpulan
mikroorganisme yang tumbuh pada medium kultur, sedangkan koloni merupakan
kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu
tempat di medium kultur atau kumpulan mikroorganisme pada medium kultur yang
berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu individu
mikroorganisme.
1.2 Tujuan
Praktikum
·
Melihat
macam-macam koloni mikroorganisme yang berasal dari udara dengan variasi lama
waktu berhubungan dengan udara.
·
Memberikan
keterampilan kepada mahasiswa, agar mampu menumbuhkan dan memisahkan bakteri
atau jmur dari keberadaannya di udara.
BAB II
Tinjauan
Pustaka
Mikroorganisme
sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan
energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis
protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut
nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu
kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua
reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme.
Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya
dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga
biokatalisator yang dinamakan enzim (Djide, 2006).
Peran utama nutrien adalah
sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam
reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan
makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber
aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain
itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).
Saat ini media agar merupakan
media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi.
Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu
sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal
dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya
mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien
atau menambahkan indikator (Achmad, 2007).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba
dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan
pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung
zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan
steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan
baik (Sutedjo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti
ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium
buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai
lawannya, kita acu medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat
dituliskan sebagai medium sintesis (synthtetical medium) atau medium
yang ditentukan (difined medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit
dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu yang hendak ditumbuhkan.
Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
di laboratorium penelitian (Volk & Wheeler, 1993).
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan
untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah
agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks
karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian
mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar
dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Untuk perhitungan mikroorganisme mungkin yang paling
sering digunakan adalah prosedur penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu
contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke
atas media nutrien agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung.
Karena satu koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya (Buckle, 1985).
Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat
dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : dalam metode penuangan, 1,0 ml
contoh dipindahkan ke dasar cawan dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media agar
yang telah didinginkan sampai 45o – 50oC dan dicampur
serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh di dalam agar atau
dipermukaannya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah
20 sel/ml dapat dihitung. Metode ini tidak dapat diterapkan dalam studi
lapangan karena dibutuhkan alat-alat untuk mencairkan dan mendinginkan media
agar. Berikutnya metode penyebaran pada permukaan cawan dilakukan dengan
menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebaratakan di permukaan media agar yang
tersedia dengan tongkat gelas yang melengkung (bent glass rod) yang
telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media
dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka
kepekaannya sekitar 300 sel/ml. Oleh karena media agar dalam cawan telah
disiapkan lebih dahulu, maka metode ini dapat diterapkan dalam studi lapangan.
Dan terakhir adalah metode penetesan pada cawan, media yang dipersiapkan
terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh
(0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut
dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang
telah dikalibrasi dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan.
Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20
koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan
metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus
dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-bahan untuk uji mikrobiologi.
Contoh bahan yang mengandung sekecil 250 sel setiap ml masih dapat dihitung dan
teknik ini dapat diterapkan dalam percobaan-percobaan lapangan (Buckle, 1985).
2.1 Inokulasi Bakteri
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan
medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium
pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan
melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan
untuk diambil
1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
3.
Pemindahan dengan kawat inokulasi.
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh
lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya
tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala.
2.2 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
2.2.1 Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,
tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum
digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel
yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu
untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan :
2.2.2 Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi
itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang
terpisah-pisah.
2.2.3 Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
2.2.4 Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum
ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Winarni, 1997).
BAB III
Metodelogi
3.1
Bahan dan Alat
Bahan : Medium kultur PDA dan NA.
Alat : Waterbath, cawan
petri, lampu spiritus, entcase, stopwatch, ruang inkubasi.
3.2
Prosedur Kerja
Untuk menginokulasi mikroba, semua peralatan dan
lingkungan harus steril sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya
kontaminasi.
Medium kultur PDA dan Na dipanaskan di dalam waterbath
sampai mencair.
Medium PDA cair dituangkan ke dalam 3 cawan
petri masing-masing sebanyak 12,5 mL. Langkah ini dilakukan untuk medium NA dan
dilakukan di atas nyala lampu spiritus, di dalam entcase atau laminar air flow,
sehingga ada 6 cawan berisi medium.
·
Dalam
keadaan tertutup, cawan petri digoyangkan pelan-pelan supaya medium merata dan
datar, kemudian didiamkan pada posisi horizontal sampai medium membeku kembali.
·
Setelah
medium membeku, cawan petri dibawa keluar dan dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Dua cawan petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium
NA dibuka selama 5 detik, kemudian segera ditutup kembali dan diberi label
(PDA-5 dan NA-5).
b. Dua cawan
petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium NA dibuka
selama 30 detik, kemudian segera ditutup kembali dan diberi label (PDA-30 dan
NA-30).
c. Dua cawan petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium
NA tidak dibuka dan diberi label (PDA-0 dan NA-0).
·
Semua cawan
petri diinkubasikan dalam suhu kamar dalam keadaan tetap tertutup dan
terbungkus.
·
Setelah 2
hari, diamati kenampakan koloni (lender, seperti debu, kapas, dll). Bentuk
koloni, warna koloni, berapa jumlahnya dan digambar.
·
Hasil kedua
perlakuan tersebut dibandingkan dari segi jumlah dan variasi mikroorganisme
yang tumbuh.
·
Salah satu
koloni yang dikehendaki dimurnikan ke dalam medium lain yang steril, dan 3 hari
kemudian dilakukan pengamatan kemurnian biakan
BAB IV
Hasil dan
Pembahasan
4.1 Hasil Pengamatan
Format hasil praktikum kultivasi jamur dan
bakteri dari tanah
Gambar
|
Keteranagan
|
PDA
tanah
|
Umur
biakan 3 hari
Ciri-ciri
koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya
putih,hijau,dan hitam
-bentuknya
seperti kapas
Jadi
yang tumbuh adalah jamur.
|
TSA
tanah
|
Umur
biakan 3 hari
Ciri-ciri
koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya
putih
-bentuknya
seperti kapas
-mempunyai
hipa
Jadi
yang tumbuh adalah jamur.
|
Format
hasil praktikum kultivasi jamur dan bakteri dari jaringan tanaman
Gambar
|
Keteranagan
|
PDA
jaringan tanaman
|
Umur
biakan 3 hari
Ciri-ciri
koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya
putih
-bentuknya
seperti kapas
-mempunyai
hipa
Jadi
yang tumbuh adalah jamur.
|
TSA
Jaringan tanaman
|
Umur
biakan 3 hari
Ciri-ciri
koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya
putih
-bentuknya
seperti kapas
-mempunyai
hipa
Jadi
yang tumbuh adalah jamur.
|
4.2 Pembahasan
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi
menjadi beberapa metode, yaitu :
1. Teknik Penggoresan (steak plate)
Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak)
bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan
kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai
yaitu :
A.
Goresan Sinambung
B. Gosan Tre
C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
2. Teknik Taburan (pour plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan
mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara
menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa
campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri.
Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan
lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk
disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga
kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat
kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang
kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang
pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang
ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam
mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium enceruntukdibiakkan.Dalam
proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai
tempat tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis
mikroba yang ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient
Agar), untuk fungi digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir
digunakan media Malt Extract Agar (MEA). Media yang digunakan berbeda-beda
karena untuk mengisolasi mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk mikroba
tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media
bagi mikroba yang ditumbuhkan.
Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan
pada petridish dan tabung reaksi dan juga menggunakan metode zig-zag. Ini
merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4 kuadran
zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat
dengan jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan
untuk jamur menggunakan metode titik karena jamur memiliki spora yang akan
rusak jika digunakan metode gores
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba
tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan menumbuhkannya sebagai kultur
murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi mikroba perlu
dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum
ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar
jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah
sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri
harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel.
Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan
petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba
terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba
tidak rusak atau mengalami gangguan.
Setelah medium kultur baik medium PDA dan medium
NA dipanaskan hingga mencair, medium PDA dan NA cair dituangkan ke dalam 3
cawan petri diatas nyala lampu spiritus di dalam laminar air flow. Kemudian
cawan petri digoyang pelan-pelan hingga medium merata kemudian diamkakan hingga
membeku. Setelah itu, cawan petri yang satu berisi PDA dan satu berisi NA
dibuka 5 detik dan tutup kembali dengan memeberi label. Dua cawan petri yang
satu berisi PDA dan satu berisi NA selama 30 detik dan tutup kembali dengan
diberi label. Kemudian dua cawan petri yang satu berisi PDA dan yang lain
berisi NA dibuka dengan memberi label. Setelah itu, semua cawan petri
diinkubasikan dalam suhu kamar dalam keadaan tetap tertutup dan terbungkus.
Lalu tunggu hingga dua hari berikutnya untuk diamati.Setelah dua hari, pada
masing-masing Medium kultur baik PDA dan NA akan tampak koloni-koloni
seperti debu. Walaupun telah tampak koloni, tetapi masih samar-samar untuk
diamati. Pada medium PDA menumbuhkan koloni jamur, sedangkan medium NA
menumbuhkan koloni-koloni bakteri. Pada medium PDA, telihat bentuk jamur yang
menyerupai hifa jamur dengan memiliki warna putih yang transparan. Pada medium
PDA hanya memiliki satu koloni jamur. Pada medium kultur NA yang membentuk
berbagai koloni-koloni bakteri, tetapi pada cawan petri belum bisa terlihat
baik secara bentuk koloni, jumlah koloni, maupun warna koloni. Ini
mengindikasikan bahwa pada medium kultur NA belum bisa tumbuh dalam waktu dua
hari.
Pada hari kelima pengamatan,
medium kultur PDA memperlihatkan koloni jamur dengan sangat jelas. Ciri-ciri
koloni jamur yang dimurnikan pada medium kultur PDA ini adalah :
Memiliki bentuk bulat seperti hifa jamur.
Pada jamur terlihat adanya garis lurus sejajar.
Jamur memiliki warna putih.
Jamur yang dimurnikan berjumlah satu pada medium PDA.
Untuk medium kultur NA yang
seharusnya memperlihatkan berbagai koloni-koloni bakteri tidak tampak. Pada
cawan petri yang didalamnya berisi medim NA ini hanya terlihat goresan yang
telah digores untuk menumbuhkan koloni-koloni bakteri. Ini berarti, medium
kultur NA tidak ditumbuhi oleh bakteri karena adnya beberapa factor
kemungkinan, yaitu :
Terjadi kesalahan dalam proses isolasi.
Medium yang ditumbuhkan tidak terdapat bakteri karena menumbuhkan bakteri
lebih sulit dibanding menumbuhkan jamur.
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah
kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan
teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk
mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum mikrobiologi tentang
kultivasi dan isolasi, maka didapatkan kesimpulan, yaitu :
1. Mikroba dapat
tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi
syarat-syarat, antara lain :
·
harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan
oleh mikroba,
·
harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan
dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh,
·
tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba,
·
harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan,
agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
2. Medium kultur PDA menumbuhkan koloni jamur, sedangkan medium NA menumbuhkan
koloni-koloni bakteri.
3 Koloni bakteri lebih sulit untuk ditumbuhkan dibandingkan koloni jamur,
karena disebabkan beberapa factor, yaitu
Terjadi kesalahan dalam proses
isolasi.
Medium yang ditumbuhkan tidak terdapat bakteri karena menumbuhkan bakteri
lebih sulit dibanding menumbuhkan jamur.
Daftar Pustaka
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1976. Elemens of Microbiology. (terjemahan)
Hadioetomo dkk. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI press.
Jakarta.
Purnomo, Bambang, 2011.
Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua.
UMM Press. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar