Kamis, 20 Februari 2014


Laporan Praktikum Mikrobiologi
KULTIVASI DAN ISOLASI




https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZeCKjBYvokVbGs1_y03jPZIDE8X1yKKaXyIoEYZjNRk5DAMKN8NY5xerr8i6o_p7fpxsWmgoiRouR5bO5373DCdBGUJ_2ALFQPmDk-s_9olgVU9gl5p_PeyAEsTRB6DOq_FXOMj8S2_sr/s320/logo_unib1.png



Hendra pangaribuan
NPM : E1J012075












Laboratorium IHPT
Fakultas Pertanian
Universitas Negri Bengkulu
BAB I
Pendahuluan

1.1  Dasar Teori
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC) merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode cawan digunakan Nutrient Agar (NA).
Tahap–tahap utama dalam analisa TPC meliputi pembuatan media, pengenceran dan penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini, media biakan diperlukan untuk tumbuhnya bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan yang baik harus dapat menyediakan nutrisi, tempat inkubasi, dan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar.Inokulasi dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme. Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme yang disebut dengan teknik inokulasi biakan.Untuk mempelajari suatu jenis mikroorganisme dalam laboratorium, mikroorganisme yang bersangkutan perlu dipisahkan (diisolasi) dari keberadaannya dengan mikroorganisme lain di alam. Kegiatan isolasi biasanya diikuti dengan kegiatan pemurnian dan perbanyakan. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.Mikroorganisme yang bersifat saprofit benar, saprofit fakultatif, dan parasit fakultatif dapat diisolasi dengan kultivasi pada medium kultur buatan. Pada mikroorganisme parasit obligat, medium kultur yang digunakan berupa sel hidup, jaringan hidup atau organism inangnya.Salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam kultivasi mikroorganisme adalah factor kebutuhan nutrient, disamping factor-faktor lain yang diperlukan untuk kehidupannya. Cara isolasi dan kultivasi mikroorganisme yang satu dengan lainnya terkadang sangat berbeda dan mengikuti cara-cara tertentu agar mikroorganisme yang diisolasi memang benar-benar terpisah dari keberadaannya dengan mikroorganisme lain dan pertumbuhannya seperti yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam isolasi dan kultivasi yaitu sebagai berikut :
1.      Semua peralatan dan sarana dalam keadaan steril (bebas mikroorganisme hidup) atau bebeas kontaminan (mikrooganisme yang tidak dikehendaki).
2.      Dilakukan secara aseptic (tidak memberikesempatan untuk terjadinya kontaminasi), misalnya :
a.       Dilakukan didalam ruangan yang steril.
b.      Pembukaan medium kultur seminimum mungkin.
c.       Arah pembukaan medium tidak berlawanan dengan arah sirkulasi udara/angin.
d.      Setiap langkah selalu memperhatikan tingkat sterilitasnya.
Salah satu tindakan isolasi bakteri dapat dilakukan dengan metode gores. Penggoresnya berupa jarum ose yang ujungnya membawa isolat bakteri. Goresan harus dibuat sedemikian rupa sehingga medium kultur tidak tergores dan bagian tersentuh dari goresan menimbulkan koloni bakteri yang benar-benar terpisah antar koloni satu dengan lainnya. Arah goresan dapat merupakan pembagian sektoral atau horizontal.
Metode kultivasi untuk isolasi bakteri yang paling popular adalah metode bentang rata (spreadplate method) dan metode tuang rata (pour-plate method). Perbedaan utama dari kedua metode ini yaitu bahwa metode bentang mengkultivasi sampel merata pada permukaan medium padat, sedangkan metode tuang mengkultivasi sampel merata ke seluruh medium. Metode bentang akan menuangkan medium lebih dahulu kemudian setelah medium memadat ditetesi suspense sampel (biasanya tidak lebih dari 0,1 mL) dan diratakan pada permukaan medium menggunakan batang gelas steril bentuk huruf L.
Metode tuang akan menaruh sampel (biasanya 0,1 mL suspense atau 0,1 g padatan) lebih dahulu kemudian dituangi medium yang sedang mencair. Hasil kultivasi dari kedua metode tersebut biasanya juga berbeda. Metode bentang akan tumbuh koloni di permukaan medium saja, sedangkan metode tuang akan tumbuh koloni baik di permukaan maupun di bawah permukaan medium.
Dari hasil isolasi dan kultivasi akan dihasilkan biakan koloni. Biakan merupakan kumpulan mikroorganisme yang tumbuh pada medium kultur, sedangkan koloni merupakan kumpulan mikroorganisme sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan mikroorganisme pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu individu mikroorganisme.
1.2  Tujuan Praktikum
·                     Melihat macam-macam koloni mikroorganisme yang berasal dari udara dengan variasi lama waktu berhubungan dengan udara.
·                     Memberikan keterampilan kepada mahasiswa, agar mampu menumbuhkan dan memisahkan bakteri atau jmur dari keberadaannya di udara.

















BAB II
Tinjauan Pustaka

Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-bahan tersebut, maka sel melakukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang teratah yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut juga biokatalisator yang dinamakan enzim (Djide, 2006).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).
Saat ini media agar merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count. Bentuk koloni bakteri dan warna-warninya mudah sekali dikenali dengan media ini dengan cara mengubah komposisi nutrien atau menambahkan indikator (Achmad, 2007).
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik    (Sutedjo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah disebut sebagai medium buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita acu medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai medium sintesis (synthtetical medium) atau medium yang ditentukan (difined medium). Medium sintesis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar, medium sintesis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium penelitian (Volk & Wheeler, 1993).
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian mikroorganisme tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Untuk perhitungan mikroorganisme mungkin yang paling sering digunakan adalah prosedur penumbuhan dalam agar. Secara sederhana suatu contoh suspensi sel atau bahan pangan homogenat diinokulasi ke dalam atau ke atas media nutrien agar dan setelah diinkubasi, jumlah koloni yang terbentuk dihitung. Karena satu koloni menunjukkan jumlah sel dalam larutan asalnya (Buckle, 1985).
Perhitungan secara penumbuhan dalam cawan petri dapat dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu : dalam metode penuangan, 1,0 ml contoh dipindahkan ke dasar cawan dan dituangkan diatasnya 15-20 ml media agar yang telah didinginkan sampai 45o – 50oC dan dicampur serata mungkin. Setelah inkubasi, koloni baik yang tumbuh di dalam agar atau dipermukaannya dihitung. Prosedur ini termasuk yang paling peka, sampai sejumlah 20 sel/ml dapat dihitung. Metode ini tidak dapat diterapkan dalam studi lapangan karena dibutuhkan alat-alat untuk mencairkan dan mendinginkan media agar. Berikutnya metode penyebaran pada permukaan cawan dilakukan dengan menggunakan 0,1 ml larutan contoh disebaratakan di permukaan media agar yang tersedia dengan tongkat gelas yang melengkung (bent glass rod) yang telah disterilkan. Setelah inkubasi, koloni yang tumbuh di permukaan dari media dihitung. Karena penggunaan volume larutan yang sedikit yaitu 0,1 ml, maka kepekaannya sekitar 300 sel/ml. Oleh karena media agar dalam cawan telah disiapkan lebih dahulu, maka metode ini dapat diterapkan dalam studi lapangan. Dan terakhir adalah metode penetesan pada cawan, media yang dipersiapkan terlebih dahulu dibagi-bagi menjadi 3 atau 4 sektor dan setetes larutan contoh (0,02 ml) dipindahkan ke masing-masing sektor. Setelah tetesan tersebut dibiarkan kering, cawan petri kemudian diinkubasi. Suatu pipet penetes yang telah dikalibrasi dipergunakan untuk mengukur dan memindahkan tetesan. Pengenceran contoh diatur sedemikian rupa sehingga diperoleh antara 5 sampai 20 koloni terbentuk dari setiap tetesan pada permukaan media agar. Satu keuntungan metode ini adalah bahwa perhitungan dapat dilakukan 3-4 kali ulangan sekaligus dalam satu cawan, sehingga dapat menghemat bahan-bahan untuk uji mikrobiologi. Contoh bahan yang mengandung sekecil 250 sel setiap ml masih dapat dihitung dan teknik ini dapat diterapkan dalam percobaan-percobaan lapangan (Buckle, 1985).
2.1 Inokulasi Bakteri
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman
bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil
1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.


3. Pemindahan dengan kawat inokulasi.
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala.
2.2 Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
2.2.1 Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan : 
2.2.2 Metode tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
2.2.3 Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).
2.2.4 Metode tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media (Winarni, 1997).
























BAB III
Metodelogi

3.1  Bahan dan Alat
         Bahan  : Medium kultur PDA dan NA.
         Alat     : Waterbath, cawan petri, lampu spiritus, entcase, stopwatch, ruang inkubasi.

3.2  Prosedur Kerja
Untuk menginokulasi mikroba, semua peralatan dan lingkungan harus steril sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya kontaminasi.
         Medium kultur PDA dan Na dipanaskan di dalam waterbath sampai mencair.
         Medium PDA cair dituangkan ke dalam 3 cawan petri masing-masing sebanyak 12,5 mL. Langkah ini dilakukan untuk medium NA dan dilakukan di atas nyala lampu spiritus, di dalam entcase atau laminar air flow, sehingga ada 6 cawan berisi medium.
·                     Dalam keadaan tertutup, cawan petri digoyangkan pelan-pelan supaya medium merata dan datar, kemudian didiamkan pada posisi horizontal sampai medium membeku kembali.
·                     Setelah medium membeku, cawan petri dibawa keluar dan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Dua cawan petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium NA dibuka selama 5 detik, kemudian segera ditutup kembali dan diberi label (PDA-5 dan NA-5).
b. Dua cawan petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium NA dibuka selama 30 detik, kemudian segera ditutup kembali dan diberi label (PDA-30 dan NA-30).
c.         Dua cawan petri yang satu berisi medium PDA dan yang lainnya berisi medium NA tidak dibuka dan diberi label (PDA-0 dan NA-0).
·                     Semua cawan petri diinkubasikan dalam suhu kamar dalam keadaan tetap tertutup dan terbungkus.
·                     Setelah 2 hari, diamati kenampakan koloni (lender, seperti debu, kapas, dll). Bentuk koloni, warna koloni, berapa jumlahnya dan digambar.
·                     Hasil kedua perlakuan tersebut dibandingkan dari segi jumlah dan variasi mikroorganisme yang tumbuh.
·                     Salah satu koloni yang dikehendaki dimurnikan ke dalam medium lain yang steril, dan 3 hari kemudian dilakukan pengamatan kemurnian biakan
BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1  Hasil Pengamatan
Format hasil praktikum kultivasi jamur dan bakteri dari tanah
Gambar
Keteranagan
  
PDA tanah

Umur biakan 3 hari
Ciri-ciri koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya putih,hijau,dan hitam
-bentuknya seperti kapas

Jadi yang tumbuh adalah jamur.
 

TSA tanah

Umur biakan 3 hari
Ciri-ciri koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya putih
-bentuknya seperti kapas
-mempunyai hipa
Jadi yang tumbuh adalah jamur.

Format hasil praktikum kultivasi jamur dan bakteri dari jaringan tanaman
Gambar
Keteranagan
  
PDA jaringan tanaman

Umur biakan 3 hari
Ciri-ciri koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya putih
-bentuknya seperti kapas
-mempunyai hipa
Jadi yang tumbuh adalah jamur.
 
TSA Jaringan tanaman

Umur biakan 3 hari
Ciri-ciri koloni biakan yang dimurnikan;
-warnanya putih
-bentuknya seperti kapas
-mempunyai hipa
Jadi yang tumbuh adalah jamur.

4.2  Pembahasan
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :
1.    Teknik Penggoresan (steak plate)
Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :
A.        Goresan Sinambung
B.        Gosan Tre
C.        Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
2.    Teknik Taburan (pour plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
3.    Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan.
4.    Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.
5.    Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium enceruntukdibiakkan.Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba yang ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk fungi digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt Extract Agar (MEA). Media yang digunakan berbeda-beda karena untuk mengisolasi mikroba perlu memperhatikan media yang tepat untuk mikroba tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi mikroba yang ditumbuhkan.
Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4 kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan untuk jamur menggunakan metode titik karena jamur memiliki spora yang akan rusak jika digunakan metode gores
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Setelah medium kultur baik medium PDA dan medium NA dipanaskan hingga mencair, medium PDA dan NA cair dituangkan ke dalam 3 cawan petri diatas nyala lampu spiritus di dalam laminar air flow. Kemudian cawan petri digoyang pelan-pelan hingga medium merata kemudian diamkakan hingga membeku. Setelah itu, cawan petri yang satu berisi PDA dan satu berisi NA dibuka 5 detik dan tutup kembali dengan memeberi label. Dua cawan petri yang satu berisi PDA dan satu berisi NA selama 30 detik dan tutup kembali dengan diberi label. Kemudian dua cawan petri yang satu berisi PDA dan yang lain berisi NA  dibuka dengan memberi label. Setelah itu, semua cawan petri diinkubasikan dalam suhu kamar dalam keadaan tetap tertutup dan terbungkus. Lalu tunggu hingga dua hari berikutnya untuk diamati.Setelah dua hari, pada masing-masing  Medium kultur baik PDA dan NA akan tampak koloni-koloni seperti debu. Walaupun telah tampak koloni, tetapi masih samar-samar untuk diamati. Pada medium PDA menumbuhkan koloni jamur, sedangkan medium NA menumbuhkan koloni-koloni bakteri. Pada medium PDA, telihat bentuk jamur yang menyerupai hifa jamur dengan memiliki warna putih yang transparan. Pada medium PDA hanya memiliki satu koloni jamur. Pada medium kultur NA yang membentuk berbagai koloni-koloni bakteri, tetapi pada cawan petri belum bisa terlihat baik secara bentuk koloni, jumlah koloni, maupun warna koloni. Ini mengindikasikan bahwa pada medium kultur NA belum bisa tumbuh dalam waktu dua hari.
Pada hari kelima pengamatan, medium kultur PDA memperlihatkan koloni jamur dengan sangat jelas. Ciri-ciri koloni jamur yang dimurnikan pada medium kultur PDA ini adalah :
         Memiliki bentuk bulat seperti hifa jamur.
         Pada jamur terlihat adanya garis lurus sejajar.
         Jamur memiliki warna putih.
         Jamur yang dimurnikan berjumlah satu pada medium PDA.
Untuk medium kultur NA yang seharusnya memperlihatkan berbagai koloni-koloni bakteri tidak tampak. Pada cawan petri yang didalamnya berisi medim NA ini hanya terlihat goresan yang telah digores untuk menumbuhkan koloni-koloni bakteri. Ini berarti, medium kultur NA tidak ditumbuhi oleh bakteri karena adnya beberapa factor kemungkinan, yaitu :
         Terjadi kesalahan dalam proses isolasi.
         Medium yang ditumbuhkan tidak terdapat bakteri karena menumbuhkan bakteri lebih sulit dibanding menumbuhkan jamur.















BAB V
Kesimpulan
            Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut.
            Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum mikrobiologi tentang kultivasi dan isolasi, maka didapatkan kesimpulan, yaitu :
1.       Mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain :
·         harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,
·         harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh,
·         tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba,
·         harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
2.         Medium kultur PDA menumbuhkan koloni jamur, sedangkan medium NA menumbuhkan koloni-koloni bakteri.
3         Koloni bakteri lebih sulit untuk ditumbuhkan dibandingkan koloni jamur, karena disebabkan beberapa factor, yaitu
Terjadi kesalahan dalam proses isolasi.
Medium yang ditumbuhkan tidak terdapat bakteri karena menumbuhkan bakteri lebih sulit dibanding menumbuhkan jamur.











Daftar Pustaka

Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 1976. Elemens of Microbiology. (terjemahan) Hadioetomo dkk. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI press. Jakarta.    
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua. UMM Press. Malang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar