Kamis, 20 Februari 2014


Laporan Praktikum Mikrobiologi


MIKROSKOPI DAN TEKNIK PEMBUATAN MEDIUM KULTUR






Hendra pangaribuan
NPM : E1J012075
HARI/TANGGAL :SENIN 18 MARET 2013-03-19
 DOSEN :
COASS  :











Laboratorium IHPT
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.DASAR TEORI
Berkembangnnya ilmu pengetahuan dan teknologi seperti pada kondisi sekarang ini, berdampak pula pada meningkatnya rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam semesta ini tidak luput pula perhatian kepada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang. Hal ini mendasari perlunya ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Ilmu ini mempelajari mikroorganisme yang merupakan bagian lain dari mahluk hidup yang ada di muka bumi.
ilmu  pengetahuan merupakan suatau hal yang tidak dapat dikalahkan dari kehidupan kita. Hal ini dikarenakan kemanapun, kapanpun, dan dimanapun kita berada pengetahuan sangat penting. Ilmu pengetahuan yang memepelajari mengenai makhluk hidup dan kehidupan adalah biologi. Dalam mempelajari biologi yang dibutuhkan tidak hanya pengetahuan secara teori, tetapi juga pengetahuan dalam bentuk praktikum. Dalam melakukan suatu praktikum diperlukan beberapa peralatan sebagai unsur pendukung. Salah satu alat yang digunakan untuk mengamati dengan mata telanjang adalah mikroskop (Zaifbio, 2009).
Prediksi, suatu bentuk praktis ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh perpaduan antara teori dan Praktik (Jawetz, etc. 2001), dalam hal ini mikrobiologi merupakan ilmu yang mendalami mikroorganisme untuk penerapannya dalam kehidupan agar ditemukan cara-cara terbaik dalam penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan dalam hal ini semakin banyaknya penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan kuman yang menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang menyangkut mikroorganisme. Namun, selain akibat yang tidak menguntungkan tersebut banyak mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan misalnya fermentasi.
Untuk mempelajari seluk beluk tentang mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mendapatkan informasi ilmiah mengenai mikroorganisme baik sifat dan karakteristiknya.  Untuk itu tentu diperlukan peralatan untuk menunjang kegiatan tersebut. Sehingga pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi beserta teknik/cara penggunaan alat-alat mutlak diperlukan. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus bebas dari kontaminan baik bakteri, virus mapun jamur atau dalamkeadaan steril.  Pengetahuan tentang cara- cara atau teknik sterilisasi mutlak  diperlukan mengingat alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang tentunya akan membedakan pula teknik sterilisasinya.
Untuk mendapatkan informasi ilmiah dari mikroorganisme seringkali kita perlu menumbuhkannya terlebih dahulu.  Penumbuhan mikroorganisme tersebut tentunya memerlukan media yang tepat.  Media pertumbuhan mikroorganisme merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat makanan (nutrien) untuk menumbuhkan jasad renik di atas atau di dalamnya. Dengan media pertumbuhan itu juga dapat dipelajari aktivitasnya dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada media.  Media pertumbuhan juga dapat membantu dalam melakukan isolasi jasad renik.  
Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron.
Perbesaran yang dicapai oleh suatu mikroskop adalah hasil kerja dua sistem lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif yang terdekat dengan spesimen, dan lensa okuler, terletak pada ujung atas mikroskop, terdekat dengan mata. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler. Bayangan nyata tersebut, pada gilirannya, diperbesar oleh okuler untuk menghasilkan bayangan pada mikroskop
Pada mikroskop cahaya atau mikroskop monokuler mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa okuler bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.

1.2Tujuan Praktikum
         Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis mikroskop yang sering digunakan dalam kerja laboratorium
         Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengoperasikan mikroskop optic cermin maupun listrik sesuai dengan prosedur.

BAB II
TINJAUAN  PUSTAKA

Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antony Van Leuwenhoek (1632-1723) yang berkebangsaan Belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri atas lensa tunggal hasil gosokan rumah yang ditanam dalam kerangka kuningan dan perak. Kekuatan perbesaran tertinggi yang dapat dicapainya hanyalah 200-300 kali, mikroskop ini sedikit sekali persamaannya dengan mikroskop cahaya majemuk yang ada sekarang (Purba, 1999).
Mikroskop pada prinsipnya adalah alat pembesar yang terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar,yang disebut gagang putar (Volk, 1984).
Bila kita ingin perbesaran sudut yang lebih besar daripada pembesaran kaca pembesar, oleh karena itu keberadaan mikroskop sangat diperlukan. Benda O yang akan diteliti diletakkan pada titik fokus pertama F dari lensa objektif, yang membentuk bayangan nyata dan diperbesar yaitu I. Bayangan ini terletak tepat pada titik fokus pertama F1 dari okuler yang membentuk bayangan semu dari I pada I
Mikroskop adalah instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak dengan mata telanjang. Mikroskopmemungkinkan perbesaran dalam kisaran luas – dari seratus kali sampai ratusan ribu kali.
Kedua kategori mikroskop yang ada ialah mikroskop cahaya (atau optis) dan mikroskop electron. Keduanya berbeda dalam prinsip yang mendasari perbesaran. Mikroskop cahaya yang kesemuanya menggunakan system lensa optis, mencakup mikroskop :
1)      Mikroskop medan-terang
2)      Mikroskop medan-gelap
3)      Mikroskop fluoresensi
4)      Mikroskop kontras-fase
Mikroskop electron menggunakan berkas electron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk memperoleh bayangan yang diperbesar. (Gerhadt, P.1980)
Tipe-tipe mikroskopi digunakan untuk penelitian. Untuk prosedur dalam laboratorium mikrobiologi diagnostic, dan untuk tujuan-tujuan khusus lainnya. Setiaptipe terutama berguna untuk pemeriksaan beberapa cirri morfologi khusus, dan dipaparkan sebagai berikut.


1.      Mikroskopi Medan Terang
Dalam mikroskop medan-terang, daerah yang diamati diterangi dengan benderang sehingga objek yang ditelaah tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Perbesaran maksimum 1,000-2,000. Pada waktu pengamatan, bakteri biasanya diwarnai dan menampakkan warna zat pewarnanya. Mikroskopi ini biasanya digunakan untuk bakteri, khamir, kapang, algae, dan protozoa.
2.      Mikroskopi Medan Gelap
Mikroskopi medan-gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti yang digunakan untuk mikroskopi medan-terang, kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan tidak diwarnai  karena bercahaya.
3.      Mikroskopi Fluoresensi
Mikroskopi fluoresensi digunakan untuk memeriksa specimen yang telah diwarnai denganzat pewarna fluorokom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan cepat. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan cerah serta berwarna sehingga dapat membantu identifikasi mikroorganismenya.
4.      Mikroskopi Kontras Fase
Mikroskopi kontras fase adalah suatu tipe mikroskopi cahaya yang memungkinkan kontras yang lebih besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indek bias. Perbesaran maksimum yaitu 1,000-2,000 dengan specimen derajat kegelapan dan digunakan untuk pemeriksaan struktur selular pada sel hidup mikroorganisme berukuran besar, contohnya khamir, algae, protozoa, dan beberapa bakteri.
5.      Mikroskopi Elektron
Mikroskopi electron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000 dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil, contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Wilson,M.B.1976)






BAB III
ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
-Mikroskop Optik Lampu Listrik

3.2 CARA KERJA
  Mikroskop Optik Cermin Pantul
Prosedur Kerja
         Cermin pada mikroskop diarahkan ke sumber cahaya sedemikian rupa sehingga pantulan cahaya tepat jatuh melalui lubang diafragma kondensor.
         Lensa objektif pada pembesaran yang dikehendaki ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara memutar revolver.
         Lensa-lensa diamati dengan cara mengintip pada lensa okuler untuk memastika kebersihan lensa maupun intensitas cahaya yang masuk.
         Jika terlihat ada kotoran, lensa dibersihkan dahulu dengan hati-hati menggunakan lap lunak yang tidak mudah terlepas bahan seratnya.. Jika intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan mata, posisi kondensor atau luas lubang diafrgmanya diubah.
         Preparat atau specimen dipasang diatas meja benda dan objek diletakkan tepat diatas lubang meja benda serta tersorot cahaya dari cermin mikroskop.
         Tubus diturunkan dengan memutar sekrup pengatur tubus sampai lensa objektif pada kedudukan paling dekat dengan objek, dengan hati-hati agar lensa objektif tidak menabrak preparat.
         Preparat diamati melalui lensa okuler dan diatur kembali masuknya cahaya ke dalam mikroskop, sehingga diperoleh bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur kedudukan kondensor dan lubang diafragma.





Mikroskop Optik Lampu Listrik
Prosedur Kerja
         Stecker dimasukkan ke sambungan listrik dan lampu dihidupkan dengan menekan kontak on.
         Lensa objektif pada pembesaran yang dikehendaki ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara memutar revolver.
         Lensa-lensa diamati dengan cara mengintip pada lensa okuler untuk memastikan kebersihan lensa maupun intensitas cahaya yang masuk.
         Jika terlihat ada kotoran, lensa dibersihkan dahulu dengan hati-hati menggunakan lap yang lunak yang tidak mudah terlepas bahaya seratnya. Jika intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan mata, posisi kondensor atau luas lubang diafragmanya diubah.
         Preparat atau specimen dipasang di atas meja benda dan objek diletakkan tepat di atas lubang meja benda serta tersorot cahaya dari lampu listrik mikroskop.
         Meja benda dinaikkan dengan memutar sekrup pengatur sampai objek pada kedudukan yang paling dekat dengan lensa objektif, dengan hati-hati supaya preparat tidak menabrak lensa objektif.
         Preparat diamati melalui lensa okuler dan diatur kembali masuknya cahaya ke dalam mikroskop, sehingga diperoleh bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur kedudukan kondensor dan lubang diafragma.

Prosedur Operasi Mikroskop Stereo
1.      Letakkan spesimen / preparat di stage plate (5), jepit bila perlu.
2.      Atur perbesaran pada perbesaran terkecil dengan memutar Zoom Control Knob (3) kemudian dicari fokusnya dengan memutar Focusing Knob (4).
3.      Jika ingin mendapatkan bayangan yang lebih besar, putar Zoom Control Knob (3) ke perbesaran yang lebih tinggi kemudian dicari fokusnya.
Prosedur Operasi Autoklaf
1.      Sebelum melakukan sterilisasi, cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
2.      Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.
3.      Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4.      Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121ºC.
5.      Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6.      Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartmen turun hingga sama dengan tekanan udara dilingkungan (jarum pada peisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan dikeluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

Prosedur Operasi Biological Safety Cabinet
1.      Hidupkan lampu UV selama  2 jam, selanjutnya matikan segera sebelum mulai bekerja.
2.      Pastikan kaca penutup terkunci danpada posisi terendah.
3.      Nyalakan lampu neon dan blower.
4.      Biarkan selama 5 menit.
5.      Cuci tangan dan lengan dengan sabun gemisidal / alkohol 70%.
6.      Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% atau desinfektan yang cocok dan biarkan menguap.
7.      Masukkan alat dan bahan yang akan dikerjakan, jangan terlalu penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan.
8.      Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.
9.      Jangan menggunakan pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol tapi gunakan yang berbahan bakar gas.
10.  Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
11.  Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC.
12.  Usap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% dan biarkan menguap lalu tanga ndibsuh dengan desinfektan.
13.  Matikan lampu neon dan blower.

Prosedur Operasi Mikropipet (Micropippete) dan Tip
1.      Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk memastikan lancarnya mikropipet.
2.      Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3.      Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih ke dalam lagi.
4.      Masukkan Tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5.      Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob maka cairan akan masuk kedalam Tip.
6.      Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung yang diingingkan.
7.      Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung Tip.
8.      Jika ingin melepas tip, putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
           
NO
GAMBAR MIKROSKOP
FUNGSI
1

mikroskop monokuler cermin pantul

Fungsi Mikroskop stereo adalah untuk mengamati benda-benda yang tidak terlalu kecil.


2

Mikroskop biokuler lampu listrik
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang digunakan dengan bantuan cahaya matahari dan mikroskop elektron adalah mikroskop yang digunakan dengan bantuan listrik.

                                                                                                                                   


4.2  Pembahasan

Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat atau diamati dengan mata telanjang. Berikut gambar mikroskop dan bagian-bagian pada mikroskop:


·         LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
·         LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
·         TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
·         MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
·         MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
·         REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
·         REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
·         DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
·         KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
·         MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
·         PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
·         LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
·         KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
·         SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

            Dari bagian-bagian mikroskop tersebut memiliki fungsi dan cara perawatan yang berbeda-beda dan dari bagian-bagian alat tersebut suatu praktikum bisa berhasil atau tidaknya, seandainya terdapat kerusakan pada salah satu bagian-bagian mikroskop tersebut dapat mempengaruhi hasil kerja di laboratorium, jadi bagian-bagian tersebut saling berkesinambungan. Pada mikroskop terdapat beberapa jenis mikroskop yang memiliki ketajaman penelitian yang berbada-beda sesuai dengan kebutuhan.

Mikroskop terdiri dari dua bagian, yaitu:
1.Bagian mekanik
Pada bagian mekanik terdiri dari:
  • Kaki mikroskop berfungsi untuk menyangga mikroskop. 
  • Pilar atau sendi inklinasi sebagai penghubung antara kaki dengan lengan mikroskop.
  • Pengatur kondensor berfungsi untuk menarik turunkan kondensor.
  • Kondensor berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke benda yang sedang diamati
  • Lengan mikroskop berfungsi sebagai pegangan mikroskop.
  • Engsel penggerak berfungsi sebagai penghubung lengan dengan kaki mikroskop
  • Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.
  • Penjepit preparat atau pemegang sediaan berfungsi untuk menjepit preparat yang akan diamati agar tidak bergeser.
  • Tabung berfungsi menghubungkan antara lensa objektif dan lensa okuler.
  • Revolver berfungsi untuk menempatkan lensa objektif.
  • Sekrup pemutar kasar berfungsi untuk menggerakkan tabung mikroskop secara cepat dari atas ke bawah. 
  • Sekrup pemutar halus berfungsi untuk menggerakkan tabung ke arah atas dan bawah secara lambat. Alat ini dipakai jika objek telah terfokus dengan memutar pemutar kasar.
2.Bagian optik
Pada bagian optik terdiri dari:
  • Dua buah cermin, yaitu sebuah cermin datar dan sebuah cermin cekung. Fungsi cermin adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mengarahkan sinar pada objek yang diamati. Cermin datar untuk sumber cahaya yang cukup terang dan cermin cekung untuk sumber cahaya yang kurang terang . 
  • Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang dipantulkan cermin menuju ke mata.
  • Lensa objektif, berfungsi untuk memperbesar bayangan objek, terletak pada revolver.
  • Lensa okuler, ber
A.      Menyiapkan mikroskop.

Keluarkan mikroskop dari kotaknya atau tempat menyimpannya di dalam lemari. Peganglah mikroskop itu dengan erat pada lengannya yaitu bagian yang melengkung, dengan satu tangan, sedang tangan yang lain pakailah untuk menyangga kaki mikroskop. Gunakanlah selalu cara ini apabila mengangkat mikroskop. Letakkan mikroskop dengan hati-hati di atas meja laboratorium, sedemikian hingga lengannya mengarah ke tempat duduk kita, sedangkan meja objek menghadap ke arah yang berlawanan. Letak kakinya jangan terlalu ke tepi meja, supaya mikroskop tidak jatuh.
                                                         

Cara Menggunakan Mikroskop Saat Praktikum


Mikroskop sangat penting dalam penelitian, khsusnya untuk melihat objek yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata, oleh karena itu alat ini di namakan Mikroskop. Diantara kita mungkin masih ada yang belum tahu cara penggunaan mikroskop yang baik dan benar. Nah, sebelum melakukan praktikum dengan menggunakan mikroskop cahaya maka perhatikan langkah-langkah berikut:



1.      Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis di hadapan pemakai !


2. Putar revolver sehingga lensa obyektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan lensa okuler yang ditandai bunyi klik pada revolver


3. Mengatur cermin dan diafragma untuk melihat kekuatan cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat (lapang pandang).


4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan jepit dengan penjepit obyek/benda!


5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus !


6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.


7. Apabila telah selesai menggunakan, bersihkan mikroskop dan simpan pada tempat yang tidak lembab.

BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpuan
Mikroskop adalah alat yang sangat penting dalam praktikum mikrobiologi karena dalam praktikum mikrobiologi, kita selalu menggunakan alat ini untuk mengamati mikroorganisme yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Terdapat beberapa jenis mikroskop yaitu mikroskop biasa, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, mikroskop ultraviolet dan mikroskop elektron dari kesemua mikroskop tersebut memiliki fungsi dan cara penggunaanya yang berbeda baik tingkat ketelitian maupun ukuran. Dengan mempelajari dan mengerti cara penggunaa mikroskopik ini, maka kita akan lebih mudah mempelajari pada praktikum berikutnya, karena tanpa kita mengetahui mikroskopi, maka kita akan semakin sulit mengerti pada praktikum yang selanjutnya.
5.2  Saran
            Saya selaku praktikan menyarankan agar prosedur dalam penggunaan mikroskop baik mikroskop biasa, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras, mikroskop ultraviolet dan mikroskop elektron dapat dijelaskan secara lebih rinci dan dengan menggunakan alatnya sendiri.














DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Purba, M dan kawan-kawan. 1999. Kimia. Erlangga. Jakarta.
Volk dan Wheeler. 1984. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Zaifbio, 2009. Pengertian mikroskop. zaifbio.wordpress.com/2009/10/30/mikroskop. Diakses tanggal 29 september 2011, pukul 14.30 WIB.

























BAB I
Pendahuluan

1.1  Dasar Teori
Medium kultur merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient (zat makanan pada tingkat sel) yang digunakan untuk menumbuhkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium kultur dapat dibedakan berdasarkan atas susunan kimianya, konsistensinya, maupun fungsinya. Supaya mikroorganisme tumbuh dengan baik, maka medium kultur harus mengandung semua nutrient yang diperlukan dalam keadaan seimbang, tidak mengandung zat-zat penghambat, dalam keadaan steril, mempunyai tekanan osmose yang sesuai, dan mempunyai keasaman (pH) yang sesuai pula.
Pada prinsipnya medium dapat dibuat dari beberapa bahan bernutrien. Bahan-bahan yang bernutrien diekstraksi dengan air, sehingga melarutkan larutan nutrient. Agar-agar digunakan untuk memadatkan larutan nutrient bagi mikroorganisme yang membutuhkan medium padat dalam pertumbuhannya. Setelah bahan-bahan tercampur homogen, kemudian disaring dan diatur keasamannya. Bahan yang telah tercampur homogen dan diketahui keasamannya dimasukkan dalam gelas Erlenmeyer atau dalam tabung-tabung reaksi masing-masing sebanyak yang diperlukan dan disumbat rapat. Medium disterilkan sesuai dengan sifatnya. Medium yang tahan panas disterilkan dengan uap air panas yang bertekanan (otoklaf), sedangkan medium-medium cair yang tidak tahan panas disterilkan dengan penyaringan super halus (saringan bakteri).

1.2  Tujuan Praktikum
         Mahasiswa dapat membedakan resep beberapa medium yang berbeda.
         Mahasiswa mampu menyiapkan dan membuat medium berdasarkan resep yang ada.
         Mahasiswa mampu mensterilkan medium sehingga medium kultur siap dipakai.








BAB II
 Tinjauan Pustaka

            Populasi mikroba di alam sekitar kita besar lagi kompleks. Beratus-ratus spesies berbagai mikroorganisme biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang luar biasa besarnya. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapt mengandung jutaan bakteri. Alam sekitar kita antara lain tanah, udara, air juga dihuni kumpulan mikroorganisme.
            Banyak dilakukan penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik pemisahan populasi campuran yang rumit ini, atau biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda-beda sebagai biakan murni. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk. (Gerhardt, 1980)
            Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Terdapat banyak sekali medium yang tersedia; macamnya yang dipakai bergantung kepada banyak factor, salah satu diantaranya adalah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Contohnya pada medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang berasal dari bahan berupa kentang dan NA (Nutrien Agar) yang berasal dari bahan agar-agar.
            Seperti yang telah kita ketahui, biakan ini dimanfaatkan untuk berbagai maksud di laboratorium-laboratorium mikrobiologi. Sebagai contoh, kultur mikroorganisme yang telah dikenal (biakan acuan) dari Pusat Pengawasan Penyakit digunakan para mikrobiologiwan di laboratorium klinik untuk menilai cara-cara kerja yang digunakan di sana.
            Banyak prosedur digunakan untuk mengawetkan dan memelihara biakan mikroorganisme. Metode yang dipilih bergantung pada keadaan yang bertalian dengan biakannya. Apakah biakan itu hanya perlu disimpan untuk waktu pendek (bebulan-bulan), ataukah ingin disimpan selama tak berhinga (beratus-ratus tahun).
            Untuk pemeliharaan jangka pendek, biakan dapat disimpan pada suhu lemari es (0-10ºC), sedangkan untuk pemeliharaan jangka panjang, disimpan dalam nitrogen cair pada suhu -196ºC. Atau, dapat juga didehidrasi dalam tabung selagi dibekukan dan ditutup rapat dalam ruangan hampa. Proses ini dinamakan liofilisasi. (Wilson, 1976)




BAB III
 Metodelogi

3.1  Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
         Bahan dan Alat
1)      Bahan  : Kentang 200 g, dextrose 20 g, tepung agar-agar 20 g, aquades 1000 ml, 10 ml asam asetat 1%, 10 ml KOH 1%, 10 ml larutan NaCl 1% dan 10 ml Na2CO3 0.1 %, 4 batang lakmus pH 1-14.
2)      Alat     : 1 buah gelas piala 1000 ml, penangas, 1 batang pengaduk, 1 buah pisau, 1 lembar kain saring, 1 buah corong 7,5 cm, 1 buah timbangan kapasitas skala 1 gram, 2 buah gelas Erlenmeyer 250 ml, 20 buah tabung reaksi, otoklaf, 1 gelas piala 200 ml, 1 pipet ukur 25 ml, 1 labu Erlenmeyer, 1 buah otoklaf.
         Prosedur Kerja
1)      Kentang dikupas dan dicuci lalu dipotong-potong kecil berukuran 0,5 cm3.
2)      Timbang potongan-potongan kentang seberat 200 g, kemudian rebus dengan 1000 ml air bersih sampai mendidih.
3)      Ekstrak kentang (air rebusan) dipisahkan dengan kain saring.
4)      Ekstrak dipanaskan kembali, kemudian ditambahkan 20 g dektrose dan 20 g agar-agar sambil diaduk.
5)      Jika volumenya kurang dari 1000 ml perlu ditambahkan air lagi sampai volume 1000 ml dan teru diaduk sampai agar-agarnya benar-benar homogen.
6)      Keasaman pH diukur, jika kurang dari 7 tambahkan KOH dan jika lebih dari 7 tambahkan asam asetat.
7)      Medium dimasukkan ke dalam gelas erlenmayer 200 ml atau tabung-tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 15 ml kemudian disumbat dengan kapas.
8)      Medium disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu 121ºC 15 psi selama 20-30 menit.
9)      Setelah sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan dibiarkan sampai padat.
10)  Medium disimpan dalam tempat penyimpanan khusus.




3.2  Pembuatan Medium Nutrien Agar (NA)
         Bahan dan Alat
1)      Bahan  : ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, agar-agar 20 g, aquades 1000 ml.
2)      Alat     : 1 buah gelas piala 1000 ml, 1 buah penangas, 1 batang pengaduk, 1 unit timbangan analis, 1 lembar kain saring, 1 buah corong, 2 buah gelas Erlenmeyer 250 ml, 20 buah tabung reaksi, 200 g kapas, 1 unit otoklaf.
         Prosedur kerja
1)      Menyiapkan pepton 5 g, agar-agar 20 g dan ekstrak daging 3 g.
2)      Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah air bersih sampai volumenya 1000 ml, kemudian dipanaskan sambil diaduk-aduk.
3)      Setelah homogen, diukur pH-nya, jika kurang dari 7 tambahkan basa dan jika lebih dari 7 tambahkan asam.
4)      Langkah selanjutnya sama dengan langkah 7 sampai 10 pada pembuatan PDA.





















BAB IV
Hasil dan Pembahasan

4.1.            Analisis Prosedur
4.1.1.      Pembuatan Media
4.1.1.1.            Media Agar Nutrient ( Nutrien Agar / NA)
Nutrien agar bubuk dilarutkan sebanyak 23 gram dalam 1000 ml akuades, dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih, diaduk terus hingga semua larut. Pemanasan dengan penangas air agar serbuk nutrient agar cepat larut dengan adanya panas yang dihasilkan dari penangas dan pengadukan dilakukan agar larutnya serbuk agar merata dan tidak terjadi gumpalan ataupu larutan agar menjadi hangus. Kemudian media dalam keadaan cair dimasukkan tabung reaksi, dibuat media tegak dan miring. Pemasukan agar pada tabung dalam keadaan cair bertujuan agar larutan agar yang dimasukkan belum mulai mengenyal, dapat menempati wadah dan terbentuk agar yang baik. Tabung disumbat dengan kapas, hal ini dilakukan agar media yang di dalam tabung tidak terkontaminasi oleh mikroba. Lalu,  disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Pensterilan media agar ini dilakukan untuk membunuh mikroba yang berpotensi untuk mengkontaminasi. Agar miring, setelah disterilkan dimiringkan hingga beku. Kemiringan diatur dengan batas bawah kemiringan media 1 cm dari dasar tabung dan batas atas tidak lebih dari ¾ tinggi tabung reaksi. Kemiringan diatur untuk mempermudah pengkulturan mikroba, tapi tidak boleh terlalu mendekati mulut tabung untuk meminimalisir kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan. Agar siap digunakan.
Metode di atas menggunakan serbuk agar. Untuk pembuatan agar nutrient dengan cara konvensional adalah menambahkan komponen (agar 12g, pepton 5g, ekstrak daging 500 g) ditambahkan pada 1 L akuades, dicampur dengan diaduk dan dipanaskan. pembuatan agar ini dilakukan dengan pH 7,0 ± 0,2 pada 25 ° C. Setelah larut, dimasukkan ke dalam tabung selama cair, disterilkan dengan dimasukkan autoklaf selama 15 menit pada 15 psi dengan suhu 1210C. dituangkan pada cawan petri yang steril.

4.1.1.2  Media Agar Kentang Dekstrosa ( Potato Dextrose Agar / PDA )
Agar kentang dekstrosa bubuk dilarutkan sebanyak 23 gram dalam 1000 ml akuades, dipanaskan dengan penangas air hingga mendidih, diaduk terus hingga semua larut. Pemanasan dengan penangas air agar serbuk agar kentang dekstrosa cepat larut dengan adanya panas yang dihasilkan dari penangas dan pengadukan dilakukan agar larutnya serbuk agar merata dan tidak terjadi gumpalan ataupu larutan agar menjadi hangus. Kemudian media dalam keadaan cair dimasukkan tabung reaksi, dibuat media tegak dan miring. Pemasukan agar pada tabung dalam keadaan cair bertujuan agar larutan agar yang dimasukkan belum mulai mengenyal, dapat menempati wadah dan terbentuk agar yang baik. Tabung disumbat dengan kapas, hal ini dilakukan agar media yang di dalam tabung tidak terkontaminasi oleh mikroba. Lalu,  disterilkan dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Pensterilan media agar ini dilakukan untuk membunuh mikroba yang berpotensi untuk mengkontaminasi. Agar miring, setelah disterilkan dimiringkan hingga beku. Kemiringan diatur dengan batas bawah kemiringan media 1 cm dari dasar tabung dan batas atas tidak lebih dari ¾ tinggi tabung reaksi. Kemiringan diatur untuk mempermudah pengkulturan mikroba, tapi tidak boleh terlalu mendekati mulut tabung untuk meminimalisir kontaminasi mikroba yang tidak diinginkan. Agar siap digunakan. Metode tersebut menggunakan serbuk agar. Dan untuk pembuatan agar kentang dekstrosa dengan cara konvensional adalah menambahkan komponen (Kentang infusi 4,0g (pemasukan dari 200 g kentang), D (+) glukosa 20.0g, agar-agar 15.0g) ditambahkan pada 1 L akuades, dicampur dengan diaduk dan dipanaskan. pembuatan agar ini dilakukan dengan pH 5.6 ± 0,2 pada 25 ° C. Setelah larut, dimasukkan ke dalam tabung selama cair, disterilkan dengan dimasukkan autoklaf selama 15 menit pada 15 psi dengan suhu 1210C. dituangkan pada cawan petri yang steril.




4.2  Hasil Pengamatan
No
Nama Medium Kultur dan Kegunaan
Resep
Cara Membuat
1
Potato Dextrose Agar (PDA)
         200 g kentang
         20 g dextrose
         20 g tepung agar-agar
         1000 ml aquades
         10 ml asam asetat 1 %
         10 ml KOH 1 %
         10 ml larutan NaCl 1 %
         10 ml Na2CO3 0,1 %
         4 batang lakmus pH 1-14
         Kentang yang telah dikupas,dicuci dan dipotong-potong kecil hingga berukuran 0,5 cm3.
         Kemudian potongan kentang seberat 200 g ditimbang  dan setelah itu direbus dengan 1000 ml air bersih sampai mendidih.
         Lalu, pisahkan ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan ekstrak dipanaskan kembali. Setelah itu tambahkan 20 g dektrose dan 20 g agar-agar sambil diaduk.
         Jika volume kurang dari 1000 ml perlu ditambahkan air lagi sampai volume 1000 mldan terus diaduk sampai agar-agarnya benar-benar homogen.
         Setelah itu, ukurlah keasaman pH (< 7, maka tambahkan KOH dan > 7 tambahkan asam asetat).
         Masukkan medium kedalam gelas Erlenmeyer 200 ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau5 ml kemudian dengan kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit.
         Setelah dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
2
Nutrien Agar (NA)
         Pepton 5 g
         Agar-agar 20 g
         Aquades 100ml
         Siapkan pepton 5 g, agar-agar 20 g,
         Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah air bersih sampai volumenya 1000 ml dan panaskan sambil diaduk-aduk.
         Setelah larutan homogen, ukurlah pH-nya (jika < 7 tambahkan basa dan jika > 7 tambahkan asam). Setelah semuanya selesai, masukkan medium kedalamgelas Erlenmeyer 200ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml kemudian disumbat kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit.
         Setelah dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.



4.3  Pembahasan
Pada percobaan dengan membuat medium kultur pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan medium Nutrien Agar (NA) terdapat perbedaan pada resep dari masing-masing medium. Untuk medium PDA digunakan resep yang berupa bahan dengan berbagai ukuran. Bahan resep tersebut antara lain kentang 200 g, dextrose 20 g, tepung agar-agar 20 g, aquades 1000 ml, 10 ml asam asetat 1%, 10 ml KOH 1%, 10 ml larutan NaCl 1% dan 10 ml Na2CO3 0.1 %, 4 batang lakmus pH 1-14.
Setelah semua bahan tersedia, maka selanjutnya melakukan pembuatan medium PDA. Teknik membuat medium PDA ini, yaitu kentang yang telah dikupas,dicuci dan dipotong-potong kecil hingga berukuran 0,5 cm3. Kemudian potongan kentang seberat 200 g ditimbang  dan setelah itu direbus dengan 1000 ml air bersih sampai mendidih. Lalu, pisahkan ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan ekstrak dipanaskan kembali. Setelah itu tambahkan 20 g dektrose dan 20 g agar-agar sambil diaduk. Jika volume kurang dari 1000 ml perlu ditambahkan air lagi sampai volume 1000 mldan terus diaduk sampai agar-agarnya benar-benar homogen. Setelah itu, ukurlah keasaman pH (< 7, maka tambahkan KOH dan > 7 tambahkan asam asetat). Masukkan medium kedalam gelas Erlenmeyer 200 ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau5 ml kemudian dengan kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit. Setelah dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
Kemudian untuk percobaan pada medium Nutrien Agar (NA), kita menggunakan resep yang berbeda pada pembuatan medium sebelumnya, yaitu medium Potato Dextrose Agar (PDA). Pada pembuatan medium Nutrien Agar (NA) resepnya terdiri dari ekstrak daging 3 g, pepton 5 g, agar-agar 20 g, aquades 1000 ml.
Setelah resep yang ada telah terkumpul, maka selnjutnya adalah melakukan proses pembuatan medium Nutrien Agar (NA), yaitu Siapkan pepton 5 g, agar-agar 20 g, dan 3 g ekstrak daging. Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah air bersih sampai volumenya 1000 ml dan panaskan sambil diaduk-aduk. Setelah larutan homogen, ukurlah pH-nya (jika < 7 tambahkan basa dan jika > 7 tambahkan asam). Setelah semuanya selesai, masukkan medium kedalam gelas Erlenmeyer 200ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml kemudian disumbat kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit. Setelah dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
Namun, terdapat kesamaan dalam pembuatan kedua medium ini dari cara pembuatan, yaitu pada saat melakukan medium cairnya. Hanya saja, medium PDA menggunakan agar-agar sedangkan medium Nutrien Agar (NA) tidak menggunakan agar-agar.







V. Kesimpulan

            Dari hasil percobaan yang telah didapatkan pada teknik pembuatan medium kultur tenteng pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan medium Nutrien Agar (NA), maka dapat disimpulkan bahwa :
         Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium dengan menggunakan bahan nutrien.
         Terdapat banyaknya macam medium yang tersedia  dan  akan ditumbuhkan bergantung kepada banyak factor.
         Faktor-faktor tersebut salah satunya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan contohnya pada pembuatan medium PDA dan NA.
         Pada Nutrien Agar, kita dapat menginokulasi medium yang disebut inokulum sehingga sel-sel akan terpisah sendiri-sendiri.






















Daftar Pustaka


Pelczar, Michael.J dan E.C.S.Chan, 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1 unuk Perguruan Tinggi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua. UMM Press. Malang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar